Benda yang terlihat seperti bahan peledak itu dikalungkan ke leher Pulver dengan rantai. Pria tersebut kemudian kabur setelah meninggalkan pesan tertulis yang menyebut soal ancaman bom dan permintaan uang tebusan.
Pulver merupakan putri salah seorang pengusaha terkaya di Sydney. Orangtua gadis tersebut tidak berada di rumah saat kejadian. Pulver yang ketakutan menelepon sendiri kepolisian.
Tim penjinak bom pun didatangkan ke rumah Pulver yang berada di kawasan eksklusif di Kota Mosman. Karena mengira benda yang dikalungkan ke leher Pulver adalah bom, petugas pun ekstra hati-hati.
Menurut Wakil Komisioner Kepolisian Negara Bagian New South Wales, Mark Murdoch, seperti diberitakan harian Sydney Morning Herald, Kamis (4/8/2011), butuh waktu 10 jam bagi para petugas untuk membebaskan gadis tersebut dari alat "yang sangat rumit dan canggih itu."
"Tentunya instruksi (di pesan) sangat jelas, itu membuat kami yakin bahwa kami berurusan dengan ancaman yang sangat serius," kata Murdoch.
"Itu dibuat dan pastinya terlihat seperti bahan peledak. Kami harus menanganinya dengan serius sampai kami bisa membuktikan itu bukan bom. Dan itulah yang kami lakukan dan mengapa itu memakan waktu begitu lama," jelas Murdoch.
Setelah diperiksa lebih lanjut dipastikan bahwa benda tersebut bukan bom. Padahal selama 10 jam itu, beberapa bangunan di dekat rumah Pulver terpaksa dikosongkan karena polisi menduga alat yang melingkar di leher gadis itu adalah bom.
Jalan-jalan di sekitar lokasi pun ditutup. Bahkan untuk berjaga-jaga, tim SAR, petugas pemadam kebakaran dan paramedis juga ikut didatangkan ke lokasi.
Usai terbebas dari bom palsu itu, Pulver dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa kondisinya. Kepolisian setempat tengah menyelidiki kasus yang diduga pemerasan ini. Polisi masih mengejar pelaku.