Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

RSS
email

Dubes Palestina Kagumi Budaya Mudik

Duta Besar Palestina, Fariz al Mehdawi, mengaku kagum dengan tradisi Ramadan di Indonesia. Mehdawi mengungkapkan tiga tradisi Indonesia yang dia kagumi, yang menurutnya dapat diterapkan di tanah airnya.

Hal pertama yang dia sukai adalah tradisi eksodus massal ke kampung halaman, atau yang lebih dikenal dengan istilah mudik. Menurutnya tradisi mudik tidak ditemui di negaranya karena jarak antara sanak famili berdekatan.

"Kalau di sini (Indonesia), sejauh apapun jaraknya, mudik tetap wajib dilakukan. Hal ini sangat indah," ujar Mehdawi kepada VIVAnews, Rabu, 3 Juli 2011.

Tradisi kedua yang dikaguminya di Indonesia adalah budaya saling memberi hadiah atau parcel ketika lebaran. Diakuinya, tradisi ini sempat ada di Palestina ketika dia masih kecil, sayangnya seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai ditinggalkan.

"Tradisi ini sangat bagus, bukan karena jumlah hadiahnya, tapi karena cara menyentuh seseorang dengan pemberian. Semua kalangan di Indonesia melakukan hal ini, hadiahnya juga terjangkau," kata Mehdawi.

Tradisi ketiga yang ada di Indonesia yang dikaguminya adalah tradisi open house ketika Hari Raya. Open house memungkinkan seseorang membuka pintu rumahnya selebar-lebarnya menyambut tetamu yang datang. "Ketika orang-orang dapat mengunjungi orang lain di setiap rumah, itu sangat indah," katanya.

Menurutnya, banyak warga Palestina yang mengunjungi Indonesia merasa hal semacam ini harus diterapkan di negara mereka. Ia sendiri ingin melihat jika tradisi Ramadan seperti ini dapat diterapkan di Palestina.
"Saya ingin melihat apakah budaya ini dapat diterapkan di Palestina," kata Mehdawi.

Bookmark and Share

Dubes Palestina Kagumi Budaya Mudik

Duta Besar Palestina, Fariz al Mehdawi, mengaku kagum dengan tradisi Ramadan di Indonesia. Mehdawi mengungkapkan tiga tradisi Indonesia yang dia kagumi, yang menurutnya dapat diterapkan di tanah airnya.

Hal pertama yang dia sukai adalah tradisi eksodus massal ke kampung halaman, atau yang lebih dikenal dengan istilah mudik. Menurutnya tradisi mudik tidak ditemui di negaranya karena jarak antara sanak famili berdekatan.

"Kalau di sini (Indonesia), sejauh apapun jaraknya, mudik tetap wajib dilakukan. Hal ini sangat indah," ujar Mehdawi kepada VIVAnews, Rabu, 3 Juli 2011.

Tradisi kedua yang dikaguminya di Indonesia adalah budaya saling memberi hadiah atau parcel ketika lebaran. Diakuinya, tradisi ini sempat ada di Palestina ketika dia masih kecil, sayangnya seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai ditinggalkan.

"Tradisi ini sangat bagus, bukan karena jumlah hadiahnya, tapi karena cara menyentuh seseorang dengan pemberian. Semua kalangan di Indonesia melakukan hal ini, hadiahnya juga terjangkau," kata Mehdawi.

Tradisi ketiga yang ada di Indonesia yang dikaguminya adalah tradisi open house ketika Hari Raya. Open house memungkinkan seseorang membuka pintu rumahnya selebar-lebarnya menyambut tetamu yang datang. "Ketika orang-orang dapat mengunjungi orang lain di setiap rumah, itu sangat indah," katanya.

Menurutnya, banyak warga Palestina yang mengunjungi Indonesia merasa hal semacam ini harus diterapkan di negara mereka. Ia sendiri ingin melihat jika tradisi Ramadan seperti ini dapat diterapkan di Palestina.
"Saya ingin melihat apakah budaya ini dapat diterapkan di Palestina," kata Mehdawi.
 

Friends

Categories