Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

RSS
email

Indonesia Jadi Tujuan Utama Investasi Jepang Untuk ASEAN

Japan Bank for International Cooperation (JBIC) menyatakan, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi Jepang utama di ASEAN pada 2010.
Hal ini terungkap dalam seminar “Hasil Angket Investasi Perusahaan Jepang ke Luar Negeri Tahun 2010”, Kamis (24/3/2011) di Hotel Intercontinental, Jakarta Pusat.
Hasil angket merupakan survei yang dilakukan melalui kunjungan atau wawancara via telepon, sejak bulan Juli sampai November 2010, terhadap 605 perusahaan Jepang, yang terdiri atas produsen peralatan elektronik sebanyak 17,9 persen, otomotif 17,5 persen, dan kimia 14,5 persen, dan beroperasi sejak 1989.
Terungkap dari hasil angket, enam negara penerima investasi Jepang terbesar pada tahun 2010 terdiri dari China, India, Vietnam, Thailand, Brasil, dan Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, pembicara yang antara lain dihadiri Kepala Cabang JBIC Jakarta Satake Takanori dan International Planning and Research Office of International Management Mimura Toshiharu mengutarakan kemungkinan bertambahnya investasi Korea Selatan yang diprediksi semakin banyak di negara ASEAN.
Pada kesempatan itu, para pembicara juga menjelaskan tentang upaya pemulihan setiap perusahaan setelah guncangan Lehmann.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 73 persen perusahaan berhasil pulih. Dari jumlah itu, sebanyak 77,9 persen perusahaan melakukan pemotongan biaya produksi, sedangkan 61,4 persen melakukan pemulihan dengan menambah penjualan produk di luar negeri.
Lebih lanjut dijelaskan, penyebab meningkatnya investasi Jepang di Indonesia, yang sebelumnya menempati peringkat ke-8, karena pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, tenaga kerja yang murah dan melimpah.
Tidak hanya itu, hasil survei juga menunjukkan beberapa hal yang ditakutkan perusahaan Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. “Banyak dari investor Jepang yang mengeluhkan keamanan di Indonesia, terutama saat terjadi bom Bali tahun 2002, tindakan ekstrem Muslim yang menganut garis keras, serta flu burung,” ujar Mimura, seraya menambahkan, “Namun, kestabilan mulai terbentuk pada tahun 2004 dan semakin membaik diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat sejak pemerintahan SBY.”

Bookmark and Share

Indonesia Jadi Tujuan Utama Investasi Jepang Untuk ASEAN

Japan Bank for International Cooperation (JBIC) menyatakan, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi Jepang utama di ASEAN pada 2010.
Hal ini terungkap dalam seminar “Hasil Angket Investasi Perusahaan Jepang ke Luar Negeri Tahun 2010”, Kamis (24/3/2011) di Hotel Intercontinental, Jakarta Pusat.
Hasil angket merupakan survei yang dilakukan melalui kunjungan atau wawancara via telepon, sejak bulan Juli sampai November 2010, terhadap 605 perusahaan Jepang, yang terdiri atas produsen peralatan elektronik sebanyak 17,9 persen, otomotif 17,5 persen, dan kimia 14,5 persen, dan beroperasi sejak 1989.
Terungkap dari hasil angket, enam negara penerima investasi Jepang terbesar pada tahun 2010 terdiri dari China, India, Vietnam, Thailand, Brasil, dan Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, pembicara yang antara lain dihadiri Kepala Cabang JBIC Jakarta Satake Takanori dan International Planning and Research Office of International Management Mimura Toshiharu mengutarakan kemungkinan bertambahnya investasi Korea Selatan yang diprediksi semakin banyak di negara ASEAN.
Pada kesempatan itu, para pembicara juga menjelaskan tentang upaya pemulihan setiap perusahaan setelah guncangan Lehmann.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 73 persen perusahaan berhasil pulih. Dari jumlah itu, sebanyak 77,9 persen perusahaan melakukan pemotongan biaya produksi, sedangkan 61,4 persen melakukan pemulihan dengan menambah penjualan produk di luar negeri.
Lebih lanjut dijelaskan, penyebab meningkatnya investasi Jepang di Indonesia, yang sebelumnya menempati peringkat ke-8, karena pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, tenaga kerja yang murah dan melimpah.
Tidak hanya itu, hasil survei juga menunjukkan beberapa hal yang ditakutkan perusahaan Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. “Banyak dari investor Jepang yang mengeluhkan keamanan di Indonesia, terutama saat terjadi bom Bali tahun 2002, tindakan ekstrem Muslim yang menganut garis keras, serta flu burung,” ujar Mimura, seraya menambahkan, “Namun, kestabilan mulai terbentuk pada tahun 2004 dan semakin membaik diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat sejak pemerintahan SBY.”
 

Friends

Categories