Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

RSS
email

Kompas.Com “Baku Hantam” Dengan Detik.Com...

Siapa tidak kenal Kompas.com? Siapa pula tidak tahu Detik.com? Dua portal berita raksasa yang ada di tanah air. Kedua raksasa ini terus berlomba, siapa yang terbesar dan terunggul diantara mereka? Pertanyaan pertama yang lalu muncul di kepala saya adalah: Terbesar dari segi apa dan terunggul dari apanya? Apakah dari segi jumlah (statistik) pembaca, konten, jumlah iklan, keuntungan penjualan atau apanya? Mungkin hal pertama yang menarik adalah berbicara  mengenai statistik. Jumlah pengunjung. Jumlah pembaca. Jumlah tukang tulis dan mungkin jumlah tukang kritik.

Adalah seorang Nukman Luthfie Online Strategist dan seorang technopreneur. 16 tahun ia berkecimpung dalam bisnis digital, menjadi sosok penting yang selalu menjadi referensi pertanyaan-pertanyaan terkait digital, bisnis digital dan social media. Tangan dinginnya melahirkan sejumlah portal terkemuka diantaranya GilaMotor.com, PortalHR, E-commerce solution Juale.com dan segera akan meluncurkan digital music. Ia juga termasuk salah satu pembicara pada pertemuan yang bakalan digelar di Hotel Mulia, Senayan Jakarta dalam waktu dekat ini, dengan topik How To Measure & Optimize Your Social Media Marketing Strategy. Bannernya sudah ada di halaman kompaisana ini. Nukman inilah yang pernah menulis suatu tulisan menarik tentang bagaimana Kompas.com dan Detik.com saling berbalas pantun. Lucu, menarik, unik dan lugas.

Luthfie mengatakan: Comscore yang dipakai Detik.com jelas lebih kredibel dibanding Alexa.com. yang dipakai Kompas.com. Alexa hanya menghitung statistik (pageviews dan jumlah pengunjung) dari user langsung. Yakni para pengguna Internet yang memasang toolbar Alexa di browsernya atau terpasangicookies Alexa. Padahal kita tidak pernah tahu berapa banyak “pengguna Alexa” yang datang ke sebuah portal Ibaratnya di dunia nyata seperti ini: Jika pengunjung mall A yang menggunakan celana jeans lebih banyak dibanding mall B, bukan berarti total pengunjung mall A otomatis lebih banyak dibanding mall B.
Alexa, singkat kata, “hanya”mengukur performance sebuah situs dari sisi user yang menggunakan toolbar atau cookies Alexa. Itu sebabnya data-data Alexa bisa kita dapatkan gratis.
Comscore? Sebaliknya. Lembaga riset ini mengukur performance situs dari server-server para Internet Service Provider yang menjadi pintu gerbang masuknya user ke berbagai situs. Tidak peduli user menggunakan browser apapun, toolbar apapun, semua aktivitasnya tercatat di server. Data itulah yang diakumulasi dan disajikan sebagai performance sebuah situs. Tentunya data seperti ini menggambarkan lebih tepat performance sebuah situs.** Kelemahannya: tidak murah berlangganan Comscore. Hanya portal-portal besar yang mau merogoh ribuan USD untuk berlangganan statistiknya.

1303800408887762507
Gambar


Jika mengacu pada Bung Alexa.com, data tahun kemaren maka untuk ukuran pageview, terlihat bahwaOm Kompas.com berhasil mengalahkan si Tante cantik Detik.com, dan sebagai kemenangan pertamanya setelah bertahun-tahun maka saat itu Om Kompas.com tidak segan-segan untuk memasang iklan hampir setengah halaman, memanjang dari atas ke bawah, tentang kemenangan pertamanya. Nah, tidak lama setelah “baku hantam” pertama dimenangi Om Kompas.com, dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke 10 Tante Detik.com pun tidak mau kalah dengan memasang iklan terima kasih setengah halaman di Koran Kompas. Iklan itu ditujukan kepada pemasang iklan dan pembacanya, yang menurut Bang Comscore telah mencapai 8,6 juta orang. Sebuah angka yang luar biasa.

Bagi si Om Kompas.com tentu ini merupakan batu loncatan sekaligus adalah merupakan sesuatu hal yang patut disyukuri, karena baru pertama kali mengalahkan Tante Detik.com setelah bertahun-tahun tak mampu menyentuhnya. Jangankan menyentuhnya, dipandang sebelah mata pun sama sekali tidak oleh si tante Detik, tante yang cukup cerewet dalam menulis dan pandai dalam merias diri. Om Kompas.com versi baru memang layak merayakannya. Ia juga berhak memproklamirkannya di mana-mana, baik melalui iklan maupun kegiatan lain. 

Meski itu sesungguhnya baru kemenangan pageviewssaja yaitu salah satu acuan key performance indicator untuk keberhasilan sebuah portal. Tapi belum kemenangan yang sesungguhnya, karena kalau berani mengatakan bahwa telah mengalahkan si Tante Detik.com secara keseluruhan dari sisi statistik, maka pembaca si Om Kompas.com haruslah lebih banyak daripada pembaca yang mendarat di rumah Tante Detik.com itu. Tapi itulah, mungkin pada kenyataannya di mana-mana melihat perempuan itu kayaknya lebih menarik daripada melihat laki-laki ya? Walau terkadang kita hanya melihat kulit dan bukan melihat isi (konten). Wah, tante muda itu putih mulus, cantik, tinggi dan memiliki hidung mancung! Begitulah para lelaki berkomentar. Makanya Om Kompas.com  harus punya strategi dan jurus-jurus ampuh lain untuk menghantam dan meng-KO si tante secara telak.

Tapi harusnya si Om Kompas.com sudah sangat paham, dengan melihat data-data bahwa jumlah pembaca Om Kompas.com masih kalah jauh dibanding Tante Detik.com. Mengalahkan Tante Detik.com dari sisi ini butuh kerja ekstra keras, biaya yang tidak sedikit dan waktu mungkin cukup lama. Tapi bukan harus seperti istilah “cinta butuh pengorbanan”, apalagi menjadi korban karena cinta. Ini pengorbanan biaya yang sama sekali lain. Nah, Om Kompas.com tentu tahu persis pengorbanan macam apa itu.
Di sisi lain sudah barang tentu , dan saya begitu yakin bahwa si tante tidak akan tinggal diam. Ada istilah bagi si tante, “If you move one step, we already jump 10 times”, artinya “Jika kamu bergerak satu langkah, kami sudah melompat sepuluh kali”. Tanda awas buat si om. Kalau si om hanya berkutat dipageview, maka tante detik akan menggenjot di jumlah pengunjung/pembaca. Inilah sisi unggul mereka. Kita akan lihat lebih lanjut. Tapi sebelumnnya saya mengajak Anda mengenal lebih jauh anak kandung mereka terlebih dahulu.

Apakah mereka punya anak? Ooh tentu saja. Tapi kedua anak ini bukanlah karena jalinan asmara antara keduanya. Anak mereka adalah anak tunggal. Anak sematawayang, yang disayangi dan dibesarkan dengan seksama dan bijaksana. Anaknya si Tante Detik.com bernama “kolom kita” lebih dikenal dengan sebutan KOKI sementara anaknya si Om Kompas.com adalah “Kompasiana”. 

Walaupun masih anak tapi mereka punya andil yang tidak bisa dianggap remeh dalam membesarkan bapak-ibu mereka. Sebut saja si kompasiana, walau masih bau kencur, bahkan belum mencapai usia tiga tahun tapi sudah berhasil memiliki pengikut di atas 50.000 orang. Si KOKI, anaknya Tante Detik juga punya keunggulan tersendiri dalam menarik traffic, rubriknya lebih banyak, lebih variatif dan lagi artikel-artikel yang masuk banyak yang bisa bertengger lama, sehingga bisa dibaca berulangkali dan akan lebih banyak dibaca lagi. Lihat saja views di artikel-artikelnya mencapai belasan ribu. Dan itu rata-rata demikian. Di Kompasiana hanya artikel di Terkomendasi yang bertahan lama, itupun paling banyak di view 4000-an kali. Tapi dari segi gengsi mungkin lebih bergengsi menulis di Kompasiana, itu terlihat dari adanya pengusaha, pejabat, pimpinan dewan, jurnalis handal yang sering menulis di sini hal mana belum terlihat di KOKI. Apakah karena bapaknya Kompasiana si Om Kompas adalah orang terkenal sehingga mereka lebih doyan disini? Saya kurang tahu!

Om Kompas.com menempati ranking nomor 710 di dunia, itu menurut Brur Alexa yang didasari padathree-month Alexa traffic rankings. Kasarnya dapat dikatakan bahwa sekitar 90% pengunjung berasal dari Indonesia. Nah di Indonesia Om Kompas cukup potential dengan menduduki ranking ke-14. Bung Alexa menambahkan bahwa menurut data mereka terlihat pengguna terbesar adalah college graduates, artinya pembaca intelek dan mereka yang memiliki banyak anak, serta browsingnya adalah dari rumah dan sekolah. Dan mereka secara konsisten melakukan hanya satu kali pageview perhari. Tentu saja, data-data ini tidak bisa kita telan mentah-mentah. Tapi bisa dijadikan masukan pembelajaran buat kita yang merasa sudah sudah uzur, opa-opa dan beruban kayak saya ini.
Persentase pengunjung yang mengunjungi rumahnya Om Kompas.com berdasarkan akumulasi pencarian dari beberapa search engine menurut Bung Alexa yang baik hati adalah sebagai berikut:


13037952431117587777
Ah, si om genit amat…..
Biasanya, data di updated setiap bulannya………

Period
Percent of Site Traffic
Last 30 days
8.8%
Last 7 days
8.8%
Yesterday
9.3%
Ini daftar yang paling dicari dan diminati untuk dilihat dari tubuhnya Om Kompas.com. Dihitung secara bulanan:
Query
Percent of Search Traffic/ Yang paling disukai
1
kompas
18.15%
2
kompas.com
2.59%
3
kompas hari ini
1.19%
4
berita hari ini
0.55%
5
kompas online
0.52%
6
liga primer indonesia
0.43%
7
timnas indonesia
0.42%
8
www.kompas.com
0.38%
9
koran kompas
0.36%
10
kompas epaper
0.35%

Lalu bagaimana dengan si Tante Detik.com? Masih menurut Bung Alexa, Tante Detik.com ternyata menempati ranking ke-568 di dunia. Jauh melebihi si om ganteng. Bung Alexa.com mengestimasi bahwa sekitar 95% yang mengunjungi si tante adalah berasal dari Indonesia. Di Indonesia sendiri si tante juga mengungguli om ganteng dengan menduduki rangking ke-10.

1303795428582170496
Tante juga centi sih……
Period
Percent of Site Traffic
Last 30 days
6.6%
Last 7 days
6.8%
Yesterday
7.6%
Dan inilah yang paling digilai dan dicari dari tubuhnya si Tante Detik:
Query
Percent of Search Traffic/ Yang paling diminati
1
detik
15.19%
2
detik.com
4.93%
3
detikcom
0.80%
4
detik com
0.76%
5
www.detik.com
0.72%
6
berita
0.71%
7
aa gym
0.67%
8
berita detik online
0.29%
9
.com
0.26%
10
detik forum
0.24%


Dengan content yang jauh lebih menawan, perpaduan antara berita yang cepat, video seleb yang terus diperbarui, serta berbagai content menarik lainnya, pageviews (jumlah halaman yang dibaca oleh pengunjung) dari Om Kompas.com meningkat tajam, seperti terlihat pada tabel Bung Alexa di atas sana.
Tapi si om harusnya jangan cepat senang lalu tertawa terbahak-bahak. Sebab secara sederhana, Tante Detik.com bisa diibaratkan sebagai pintu gerbang di mana pengunjung masuk. Setelah itu pengunjung akan diantar ke tempat-tempat lain yang dituju, misalnya adik-kakak si tante kan banyak, sebut saja Detiknews.com, Detiksport.com, DetikHot.com, DetikFood.com dan kanal Detik.com lainnya yang memiliki domain sendiri, bukan subdomain si tante. Apa artinya ini? Sederhana: yang dicatat oleh Alexa adalah pageviews  pintu gerbang Detik.com, serta beberapa kanal forum, tv, tetapi tidak termasuk kanal-kanal lainnya yang memiliki domain sendiri dan menjadi andalan dan dianggap sebagai product brand si Tante Detik selama ini. Jadi secara keseluruhan dari jumlah pengunjung, Tante Detik masilah jawaranya.

13037993861888479359


“Baku Hantam” antara keduanya masih terus berlanjut. Sekarang mari kita kembali ke soal pageviews dan jumlah pengunjung serta iklan— karena iklan juga adalah salah satu urat nadi mati hidupnya sebuah portal. Kelahiran anak-anak manis ini memanglah sangat membantu meningkatkan pageviews keduanya. Pageviews memang berbanding lurus dengan jumlah pengunjung. Pada umumnya, sekali datang ke sebuah portal, pengunjung membaca 3-5 halaman. Orang bisa berlama-lama di KOKI dan Kompasiana. Bahkan berjam-jam! Tapi apakah pembaca ini pernah melihat iklan yang ada atau tidak?Itu seharusnya pertanyaan selanjutnya yang mesti ditelusuri.

Beberapa waktu lalu ada perusahaan yang memasang iklan di sebuah portal yang pageviews-nya amat tinggi (bukan Kompas.com). Kebetulan, katanya di portal tersebut, sekali visit saja maka seorang pengunjung rata-rata bisa membuka lebih dari 10 halaman web. Si pemasang iklan berpendapat, tingginya perbandingan antara pageviews dengan tingginya perbandingan antara pageviews dengan jumlah pembaca itu menunjukkan keberhasilan portal tersebut menyengangkan para penggunanya. Namum, ketika menghitung RoI (return on investment) iklannya, si pemasang iklan kecewa karena sedikit sekali yang mengklik iklannya di portal tersebut dibanding portal lain yang perbandingan antara pageviews dengan visitornya lebih rendah.

Induknya si Om Kompas.com menulis beberapa fakta yang menurut mereka menyebabkan pemasang iklan memang pantas memasang iklannya. Anda mau tahu apa fakta-fakta itu, ini dia:

Fakta pertama:
Kompas adalah koran nasional dengan oplah terbesar (507.000 eksemplar) dan beredar di semua propinsi di Indonesia. Dengan jangkauan peredaran Kompas yang paling luas, dimana Kompas terdistribusikan di 33 propinsi di Indonesia, maka dapat dipastikan produk Anda langsung diketahui pasar hanya dengan beriklan di satu media cetak saja.Jauh lebih efisien.Jauh lebih efektif.

Fakta kedua:

Selama 44 tahun berita-berita Kompas terbukti dapat dipercaya, akurat, dan mendalam. Kompas memiliki brand image yang terjaga baik sejak pertama kali terbit hingga saat ini. Beriklan di media dengan brand image yang baik tentu akan meningkatkan brand image Anda secara otomatis.

Fakta ketiga:
Kompas merupakan bacaan keluarga, dibaca oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa, dengan jumlah pembaca laki-laki dan perempuan seimbang. Sehingga jumlah pembaca Kompas setiap harinya mencapai lebih dari 1.700.000. Inilah pasar Anda.

Fakta keempat: 
Profil pembaca Kompas jelas yakni,
  • segmen menengah ke atas (SES AB 54%)
  • pendidikan tinggi 61% (diploma ke atas)
  • usia produktif 64% (20-40 tahun)
Pertanyaan lain kemudian muncul, berdasarkan fakta-fakta itu berhasilkah mereka? Kalau ingin tahu cerita lebih lanjut Anda yang harus bekerja kali ini. Gampang saja caranya. Buka, baca, lihat, dan tengoklah seberapa banyak dan seberapa gede perusahaan-perusahaan besar yang memasangkan iklannya di situ.

Memang bahwasanya pageviews itu penting karena menunjukkan BERAPA SERING iklan kita dilihat. Namun jumlah pengunjung tidak kalah pentingnya karena menunjukkan BERAPA BANYAK pengunjung/pembaca yang melihat iklan kita. Sudah berapa kali Om Kompas.com memasang iklan besar-besaran di Harian Kompas: sampai tiga halaman!. Isinya, antara lain adalah klaim mengenai pageviews tertinggi serta cita-cita menjadi portal berita nomor satu, bukan hanya di Indonesia tapi di Asia Tenggara. 
Adakah di antara para pembaca yang tahu siapa portal terbesar di Asia Tenggara? Kalau bukan si Tante Detik, maka berarti adegan baku hantamnya akan semakin seru. Mari kita tunggu!
Tapi ngomong-ngomong apakah Anda sudah lihat Republika.co.id? Ternyata tampilannya sedang berubah juga, dan semakin mirip kayak Om Kompas.com. Ini tandanya akan ada raksasa baru. Jangan-jangan bakalan terjadi baku hantam lagi sama si Om Kompas.com. Waduh, kalau begitu saya sembunyi dulu ah…..!
** Sumber data: Alexa.com, virtual.co.id. 

Bookmark and Share

Kompas.Com “Baku Hantam” Dengan Detik.Com...

Siapa tidak kenal Kompas.com? Siapa pula tidak tahu Detik.com? Dua portal berita raksasa yang ada di tanah air. Kedua raksasa ini terus berlomba, siapa yang terbesar dan terunggul diantara mereka? Pertanyaan pertama yang lalu muncul di kepala saya adalah: Terbesar dari segi apa dan terunggul dari apanya? Apakah dari segi jumlah (statistik) pembaca, konten, jumlah iklan, keuntungan penjualan atau apanya? Mungkin hal pertama yang menarik adalah berbicara  mengenai statistik. Jumlah pengunjung. Jumlah pembaca. Jumlah tukang tulis dan mungkin jumlah tukang kritik.

Adalah seorang Nukman Luthfie Online Strategist dan seorang technopreneur. 16 tahun ia berkecimpung dalam bisnis digital, menjadi sosok penting yang selalu menjadi referensi pertanyaan-pertanyaan terkait digital, bisnis digital dan social media. Tangan dinginnya melahirkan sejumlah portal terkemuka diantaranya GilaMotor.com, PortalHR, E-commerce solution Juale.com dan segera akan meluncurkan digital music. Ia juga termasuk salah satu pembicara pada pertemuan yang bakalan digelar di Hotel Mulia, Senayan Jakarta dalam waktu dekat ini, dengan topik How To Measure & Optimize Your Social Media Marketing Strategy. Bannernya sudah ada di halaman kompaisana ini. Nukman inilah yang pernah menulis suatu tulisan menarik tentang bagaimana Kompas.com dan Detik.com saling berbalas pantun. Lucu, menarik, unik dan lugas.

Luthfie mengatakan: Comscore yang dipakai Detik.com jelas lebih kredibel dibanding Alexa.com. yang dipakai Kompas.com. Alexa hanya menghitung statistik (pageviews dan jumlah pengunjung) dari user langsung. Yakni para pengguna Internet yang memasang toolbar Alexa di browsernya atau terpasangicookies Alexa. Padahal kita tidak pernah tahu berapa banyak “pengguna Alexa” yang datang ke sebuah portal Ibaratnya di dunia nyata seperti ini: Jika pengunjung mall A yang menggunakan celana jeans lebih banyak dibanding mall B, bukan berarti total pengunjung mall A otomatis lebih banyak dibanding mall B.
Alexa, singkat kata, “hanya”mengukur performance sebuah situs dari sisi user yang menggunakan toolbar atau cookies Alexa. Itu sebabnya data-data Alexa bisa kita dapatkan gratis.
Comscore? Sebaliknya. Lembaga riset ini mengukur performance situs dari server-server para Internet Service Provider yang menjadi pintu gerbang masuknya user ke berbagai situs. Tidak peduli user menggunakan browser apapun, toolbar apapun, semua aktivitasnya tercatat di server. Data itulah yang diakumulasi dan disajikan sebagai performance sebuah situs. Tentunya data seperti ini menggambarkan lebih tepat performance sebuah situs.** Kelemahannya: tidak murah berlangganan Comscore. Hanya portal-portal besar yang mau merogoh ribuan USD untuk berlangganan statistiknya.

1303800408887762507
Gambar


Jika mengacu pada Bung Alexa.com, data tahun kemaren maka untuk ukuran pageview, terlihat bahwaOm Kompas.com berhasil mengalahkan si Tante cantik Detik.com, dan sebagai kemenangan pertamanya setelah bertahun-tahun maka saat itu Om Kompas.com tidak segan-segan untuk memasang iklan hampir setengah halaman, memanjang dari atas ke bawah, tentang kemenangan pertamanya. Nah, tidak lama setelah “baku hantam” pertama dimenangi Om Kompas.com, dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke 10 Tante Detik.com pun tidak mau kalah dengan memasang iklan terima kasih setengah halaman di Koran Kompas. Iklan itu ditujukan kepada pemasang iklan dan pembacanya, yang menurut Bang Comscore telah mencapai 8,6 juta orang. Sebuah angka yang luar biasa.

Bagi si Om Kompas.com tentu ini merupakan batu loncatan sekaligus adalah merupakan sesuatu hal yang patut disyukuri, karena baru pertama kali mengalahkan Tante Detik.com setelah bertahun-tahun tak mampu menyentuhnya. Jangankan menyentuhnya, dipandang sebelah mata pun sama sekali tidak oleh si tante Detik, tante yang cukup cerewet dalam menulis dan pandai dalam merias diri. Om Kompas.com versi baru memang layak merayakannya. Ia juga berhak memproklamirkannya di mana-mana, baik melalui iklan maupun kegiatan lain. 

Meski itu sesungguhnya baru kemenangan pageviewssaja yaitu salah satu acuan key performance indicator untuk keberhasilan sebuah portal. Tapi belum kemenangan yang sesungguhnya, karena kalau berani mengatakan bahwa telah mengalahkan si Tante Detik.com secara keseluruhan dari sisi statistik, maka pembaca si Om Kompas.com haruslah lebih banyak daripada pembaca yang mendarat di rumah Tante Detik.com itu. Tapi itulah, mungkin pada kenyataannya di mana-mana melihat perempuan itu kayaknya lebih menarik daripada melihat laki-laki ya? Walau terkadang kita hanya melihat kulit dan bukan melihat isi (konten). Wah, tante muda itu putih mulus, cantik, tinggi dan memiliki hidung mancung! Begitulah para lelaki berkomentar. Makanya Om Kompas.com  harus punya strategi dan jurus-jurus ampuh lain untuk menghantam dan meng-KO si tante secara telak.

Tapi harusnya si Om Kompas.com sudah sangat paham, dengan melihat data-data bahwa jumlah pembaca Om Kompas.com masih kalah jauh dibanding Tante Detik.com. Mengalahkan Tante Detik.com dari sisi ini butuh kerja ekstra keras, biaya yang tidak sedikit dan waktu mungkin cukup lama. Tapi bukan harus seperti istilah “cinta butuh pengorbanan”, apalagi menjadi korban karena cinta. Ini pengorbanan biaya yang sama sekali lain. Nah, Om Kompas.com tentu tahu persis pengorbanan macam apa itu.
Di sisi lain sudah barang tentu , dan saya begitu yakin bahwa si tante tidak akan tinggal diam. Ada istilah bagi si tante, “If you move one step, we already jump 10 times”, artinya “Jika kamu bergerak satu langkah, kami sudah melompat sepuluh kali”. Tanda awas buat si om. Kalau si om hanya berkutat dipageview, maka tante detik akan menggenjot di jumlah pengunjung/pembaca. Inilah sisi unggul mereka. Kita akan lihat lebih lanjut. Tapi sebelumnnya saya mengajak Anda mengenal lebih jauh anak kandung mereka terlebih dahulu.

Apakah mereka punya anak? Ooh tentu saja. Tapi kedua anak ini bukanlah karena jalinan asmara antara keduanya. Anak mereka adalah anak tunggal. Anak sematawayang, yang disayangi dan dibesarkan dengan seksama dan bijaksana. Anaknya si Tante Detik.com bernama “kolom kita” lebih dikenal dengan sebutan KOKI sementara anaknya si Om Kompas.com adalah “Kompasiana”. 

Walaupun masih anak tapi mereka punya andil yang tidak bisa dianggap remeh dalam membesarkan bapak-ibu mereka. Sebut saja si kompasiana, walau masih bau kencur, bahkan belum mencapai usia tiga tahun tapi sudah berhasil memiliki pengikut di atas 50.000 orang. Si KOKI, anaknya Tante Detik juga punya keunggulan tersendiri dalam menarik traffic, rubriknya lebih banyak, lebih variatif dan lagi artikel-artikel yang masuk banyak yang bisa bertengger lama, sehingga bisa dibaca berulangkali dan akan lebih banyak dibaca lagi. Lihat saja views di artikel-artikelnya mencapai belasan ribu. Dan itu rata-rata demikian. Di Kompasiana hanya artikel di Terkomendasi yang bertahan lama, itupun paling banyak di view 4000-an kali. Tapi dari segi gengsi mungkin lebih bergengsi menulis di Kompasiana, itu terlihat dari adanya pengusaha, pejabat, pimpinan dewan, jurnalis handal yang sering menulis di sini hal mana belum terlihat di KOKI. Apakah karena bapaknya Kompasiana si Om Kompas adalah orang terkenal sehingga mereka lebih doyan disini? Saya kurang tahu!

Om Kompas.com menempati ranking nomor 710 di dunia, itu menurut Brur Alexa yang didasari padathree-month Alexa traffic rankings. Kasarnya dapat dikatakan bahwa sekitar 90% pengunjung berasal dari Indonesia. Nah di Indonesia Om Kompas cukup potential dengan menduduki ranking ke-14. Bung Alexa menambahkan bahwa menurut data mereka terlihat pengguna terbesar adalah college graduates, artinya pembaca intelek dan mereka yang memiliki banyak anak, serta browsingnya adalah dari rumah dan sekolah. Dan mereka secara konsisten melakukan hanya satu kali pageview perhari. Tentu saja, data-data ini tidak bisa kita telan mentah-mentah. Tapi bisa dijadikan masukan pembelajaran buat kita yang merasa sudah sudah uzur, opa-opa dan beruban kayak saya ini.
Persentase pengunjung yang mengunjungi rumahnya Om Kompas.com berdasarkan akumulasi pencarian dari beberapa search engine menurut Bung Alexa yang baik hati adalah sebagai berikut:


13037952431117587777
Ah, si om genit amat…..
Biasanya, data di updated setiap bulannya………

Period
Percent of Site Traffic
Last 30 days
8.8%
Last 7 days
8.8%
Yesterday
9.3%
Ini daftar yang paling dicari dan diminati untuk dilihat dari tubuhnya Om Kompas.com. Dihitung secara bulanan:
Query
Percent of Search Traffic/ Yang paling disukai
1
kompas
18.15%
2
kompas.com
2.59%
3
kompas hari ini
1.19%
4
berita hari ini
0.55%
5
kompas online
0.52%
6
liga primer indonesia
0.43%
7
timnas indonesia
0.42%
8
www.kompas.com
0.38%
9
koran kompas
0.36%
10
kompas epaper
0.35%

Lalu bagaimana dengan si Tante Detik.com? Masih menurut Bung Alexa, Tante Detik.com ternyata menempati ranking ke-568 di dunia. Jauh melebihi si om ganteng. Bung Alexa.com mengestimasi bahwa sekitar 95% yang mengunjungi si tante adalah berasal dari Indonesia. Di Indonesia sendiri si tante juga mengungguli om ganteng dengan menduduki rangking ke-10.

1303795428582170496
Tante juga centi sih……
Period
Percent of Site Traffic
Last 30 days
6.6%
Last 7 days
6.8%
Yesterday
7.6%
Dan inilah yang paling digilai dan dicari dari tubuhnya si Tante Detik:
Query
Percent of Search Traffic/ Yang paling diminati
1
detik
15.19%
2
detik.com
4.93%
3
detikcom
0.80%
4
detik com
0.76%
5
www.detik.com
0.72%
6
berita
0.71%
7
aa gym
0.67%
8
berita detik online
0.29%
9
.com
0.26%
10
detik forum
0.24%


Dengan content yang jauh lebih menawan, perpaduan antara berita yang cepat, video seleb yang terus diperbarui, serta berbagai content menarik lainnya, pageviews (jumlah halaman yang dibaca oleh pengunjung) dari Om Kompas.com meningkat tajam, seperti terlihat pada tabel Bung Alexa di atas sana.
Tapi si om harusnya jangan cepat senang lalu tertawa terbahak-bahak. Sebab secara sederhana, Tante Detik.com bisa diibaratkan sebagai pintu gerbang di mana pengunjung masuk. Setelah itu pengunjung akan diantar ke tempat-tempat lain yang dituju, misalnya adik-kakak si tante kan banyak, sebut saja Detiknews.com, Detiksport.com, DetikHot.com, DetikFood.com dan kanal Detik.com lainnya yang memiliki domain sendiri, bukan subdomain si tante. Apa artinya ini? Sederhana: yang dicatat oleh Alexa adalah pageviews  pintu gerbang Detik.com, serta beberapa kanal forum, tv, tetapi tidak termasuk kanal-kanal lainnya yang memiliki domain sendiri dan menjadi andalan dan dianggap sebagai product brand si Tante Detik selama ini. Jadi secara keseluruhan dari jumlah pengunjung, Tante Detik masilah jawaranya.

13037993861888479359


“Baku Hantam” antara keduanya masih terus berlanjut. Sekarang mari kita kembali ke soal pageviews dan jumlah pengunjung serta iklan— karena iklan juga adalah salah satu urat nadi mati hidupnya sebuah portal. Kelahiran anak-anak manis ini memanglah sangat membantu meningkatkan pageviews keduanya. Pageviews memang berbanding lurus dengan jumlah pengunjung. Pada umumnya, sekali datang ke sebuah portal, pengunjung membaca 3-5 halaman. Orang bisa berlama-lama di KOKI dan Kompasiana. Bahkan berjam-jam! Tapi apakah pembaca ini pernah melihat iklan yang ada atau tidak?Itu seharusnya pertanyaan selanjutnya yang mesti ditelusuri.

Beberapa waktu lalu ada perusahaan yang memasang iklan di sebuah portal yang pageviews-nya amat tinggi (bukan Kompas.com). Kebetulan, katanya di portal tersebut, sekali visit saja maka seorang pengunjung rata-rata bisa membuka lebih dari 10 halaman web. Si pemasang iklan berpendapat, tingginya perbandingan antara pageviews dengan tingginya perbandingan antara pageviews dengan jumlah pembaca itu menunjukkan keberhasilan portal tersebut menyengangkan para penggunanya. Namum, ketika menghitung RoI (return on investment) iklannya, si pemasang iklan kecewa karena sedikit sekali yang mengklik iklannya di portal tersebut dibanding portal lain yang perbandingan antara pageviews dengan visitornya lebih rendah.

Induknya si Om Kompas.com menulis beberapa fakta yang menurut mereka menyebabkan pemasang iklan memang pantas memasang iklannya. Anda mau tahu apa fakta-fakta itu, ini dia:

Fakta pertama:
Kompas adalah koran nasional dengan oplah terbesar (507.000 eksemplar) dan beredar di semua propinsi di Indonesia. Dengan jangkauan peredaran Kompas yang paling luas, dimana Kompas terdistribusikan di 33 propinsi di Indonesia, maka dapat dipastikan produk Anda langsung diketahui pasar hanya dengan beriklan di satu media cetak saja.Jauh lebih efisien.Jauh lebih efektif.

Fakta kedua:

Selama 44 tahun berita-berita Kompas terbukti dapat dipercaya, akurat, dan mendalam. Kompas memiliki brand image yang terjaga baik sejak pertama kali terbit hingga saat ini. Beriklan di media dengan brand image yang baik tentu akan meningkatkan brand image Anda secara otomatis.

Fakta ketiga:
Kompas merupakan bacaan keluarga, dibaca oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa, dengan jumlah pembaca laki-laki dan perempuan seimbang. Sehingga jumlah pembaca Kompas setiap harinya mencapai lebih dari 1.700.000. Inilah pasar Anda.

Fakta keempat: 
Profil pembaca Kompas jelas yakni,
  • segmen menengah ke atas (SES AB 54%)
  • pendidikan tinggi 61% (diploma ke atas)
  • usia produktif 64% (20-40 tahun)
Pertanyaan lain kemudian muncul, berdasarkan fakta-fakta itu berhasilkah mereka? Kalau ingin tahu cerita lebih lanjut Anda yang harus bekerja kali ini. Gampang saja caranya. Buka, baca, lihat, dan tengoklah seberapa banyak dan seberapa gede perusahaan-perusahaan besar yang memasangkan iklannya di situ.

Memang bahwasanya pageviews itu penting karena menunjukkan BERAPA SERING iklan kita dilihat. Namun jumlah pengunjung tidak kalah pentingnya karena menunjukkan BERAPA BANYAK pengunjung/pembaca yang melihat iklan kita. Sudah berapa kali Om Kompas.com memasang iklan besar-besaran di Harian Kompas: sampai tiga halaman!. Isinya, antara lain adalah klaim mengenai pageviews tertinggi serta cita-cita menjadi portal berita nomor satu, bukan hanya di Indonesia tapi di Asia Tenggara. 
Adakah di antara para pembaca yang tahu siapa portal terbesar di Asia Tenggara? Kalau bukan si Tante Detik, maka berarti adegan baku hantamnya akan semakin seru. Mari kita tunggu!
Tapi ngomong-ngomong apakah Anda sudah lihat Republika.co.id? Ternyata tampilannya sedang berubah juga, dan semakin mirip kayak Om Kompas.com. Ini tandanya akan ada raksasa baru. Jangan-jangan bakalan terjadi baku hantam lagi sama si Om Kompas.com. Waduh, kalau begitu saya sembunyi dulu ah…..!
** Sumber data: Alexa.com, virtual.co.id. 
 

Friends

Categories