Sebuah pesawat United Airlines terbang mendekati menara selatan WTC,
New York, saat kebulan asap membumbung dari menara utara gedung
tersebut. Peringatan 10 tahun serangan 11 September berlangsung di
lokasi gedung WTC yang disebut dengan Titik Nol. AP/Carmen Taylor
Washington - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa sebagai insinyur, ia yakin menara kembar WTC tidak dirobohkan pesawat jet.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Ahmadinejad
mengatakan tidak mungkin bagi dua pesawat jet merobohkan menara kembar
dengan menabraknya. Ia mengatakan sebuah ledakan yang direncanakan
telah terjadi di sana.
Ahmadinejad berhenti menuduh Amerika Serikat merencanakan bencana itu
10 tahun yang lalu. Namun dia mengatakan ada berbagai pertanyaan dunia
yang harus dijawab dan juga ada banyak keraguan di Amerika Serikat.
Permintaan Ahmadinejad untuk mengunjungi lokasi runtuhnya World Trade
Center itu tahun lalu ditolak. Dia mengatakan tidak berupaya
melakukannya lagi tahun ini. Dia berada di New York City untuk
mengikuti Sidang Umum PBB.
Berbeda dengan Ahmadinejad, harian Belanda, Spits, melansir
"Teori Baru Mengenai 9/11" . menurut harian itu menara kembar pencakar
langit World Trade Centre (WTC) tidak runtuh akibat kebakaran, tetapi
akibat melelehnya aluminium dua pesawat tersebut.
Laporan itu berdasarkan riset Christian Simensen, ilmuwan Norwegia,
yang bekerja di sebuah lembaga penelitian Norwegia, Sintef. Menurut
dia, Keruntuhan disebabkan oleh kombinasi melelehnya dinding aluminium
akibat suhu panas yang luar biasa ditambah semburan air dari alat-alat
pemadam kebakaran yang otomatis menyembut di setiap ruangan. Itulah
yang menyebabkan ledakan yang menghancurkan konstruksi bangunan.
Simensen bahkan melakukan eksperimen kecil-kecilan bersama pabrik
aluminium Alcoa beberapa tahun lalu. Mereka mencampur 20 kilogram
aluminium yang meleleh dengan 20 liter air. Serta merta, timbul ledakan
dahsyat yang meluluhlantakkan ruangan laboratorium dan membuat lubang
selebar 30 meter. Simensen yakin Kandungan aluminium kedua pesawat itu
tinggi, mencapai 30 ton.
Teori Simensen klop dengan kesaksian para korban ledakan WTC. Mereka
mendengar ledakan dahsyat saat kedua gedung pencakar langit World Trade
Centre runtuh. Ledakan hebat itulah yang diyakini Ahmadinejad dan
sejumlah ilmuwan bahwa kedua gedung itu sengaja diledakkan oleh aparat
keamanan Amerika.
Dua Pesawat Tak Mungkin Robohkan WTC?
Sebuah pesawat United Airlines terbang mendekati menara selatan WTC,
New York, saat kebulan asap membumbung dari menara utara gedung
tersebut. Peringatan 10 tahun serangan 11 September berlangsung di
lokasi gedung WTC yang disebut dengan Titik Nol. AP/Carmen Taylor
Washington - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa sebagai insinyur, ia yakin menara kembar WTC tidak dirobohkan pesawat jet.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Ahmadinejad mengatakan tidak mungkin bagi dua pesawat jet merobohkan menara kembar dengan menabraknya. Ia mengatakan sebuah ledakan yang direncanakan telah terjadi di sana.
Ahmadinejad berhenti menuduh Amerika Serikat merencanakan bencana itu 10 tahun yang lalu. Namun dia mengatakan ada berbagai pertanyaan dunia yang harus dijawab dan juga ada banyak keraguan di Amerika Serikat.
Permintaan Ahmadinejad untuk mengunjungi lokasi runtuhnya World Trade Center itu tahun lalu ditolak. Dia mengatakan tidak berupaya melakukannya lagi tahun ini. Dia berada di New York City untuk mengikuti Sidang Umum PBB.
Berbeda dengan Ahmadinejad, harian Belanda, Spits, melansir "Teori Baru Mengenai 9/11" . menurut harian itu menara kembar pencakar langit World Trade Centre (WTC) tidak runtuh akibat kebakaran, tetapi akibat melelehnya aluminium dua pesawat tersebut.
Laporan itu berdasarkan riset Christian Simensen, ilmuwan Norwegia, yang bekerja di sebuah lembaga penelitian Norwegia, Sintef. Menurut dia, Keruntuhan disebabkan oleh kombinasi melelehnya dinding aluminium akibat suhu panas yang luar biasa ditambah semburan air dari alat-alat pemadam kebakaran yang otomatis menyembut di setiap ruangan. Itulah yang menyebabkan ledakan yang menghancurkan konstruksi bangunan.
Simensen bahkan melakukan eksperimen kecil-kecilan bersama pabrik aluminium Alcoa beberapa tahun lalu. Mereka mencampur 20 kilogram aluminium yang meleleh dengan 20 liter air. Serta merta, timbul ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan ruangan laboratorium dan membuat lubang selebar 30 meter. Simensen yakin Kandungan aluminium kedua pesawat itu tinggi, mencapai 30 ton.
Teori Simensen klop dengan kesaksian para korban ledakan WTC. Mereka mendengar ledakan dahsyat saat kedua gedung pencakar langit World Trade Centre runtuh. Ledakan hebat itulah yang diyakini Ahmadinejad dan sejumlah ilmuwan bahwa kedua gedung itu sengaja diledakkan oleh aparat keamanan Amerika.
Washington - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa sebagai insinyur, ia yakin menara kembar WTC tidak dirobohkan pesawat jet.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Ahmadinejad mengatakan tidak mungkin bagi dua pesawat jet merobohkan menara kembar dengan menabraknya. Ia mengatakan sebuah ledakan yang direncanakan telah terjadi di sana.
Ahmadinejad berhenti menuduh Amerika Serikat merencanakan bencana itu 10 tahun yang lalu. Namun dia mengatakan ada berbagai pertanyaan dunia yang harus dijawab dan juga ada banyak keraguan di Amerika Serikat.
Permintaan Ahmadinejad untuk mengunjungi lokasi runtuhnya World Trade Center itu tahun lalu ditolak. Dia mengatakan tidak berupaya melakukannya lagi tahun ini. Dia berada di New York City untuk mengikuti Sidang Umum PBB.
Berbeda dengan Ahmadinejad, harian Belanda, Spits, melansir "Teori Baru Mengenai 9/11" . menurut harian itu menara kembar pencakar langit World Trade Centre (WTC) tidak runtuh akibat kebakaran, tetapi akibat melelehnya aluminium dua pesawat tersebut.
Laporan itu berdasarkan riset Christian Simensen, ilmuwan Norwegia, yang bekerja di sebuah lembaga penelitian Norwegia, Sintef. Menurut dia, Keruntuhan disebabkan oleh kombinasi melelehnya dinding aluminium akibat suhu panas yang luar biasa ditambah semburan air dari alat-alat pemadam kebakaran yang otomatis menyembut di setiap ruangan. Itulah yang menyebabkan ledakan yang menghancurkan konstruksi bangunan.
Simensen bahkan melakukan eksperimen kecil-kecilan bersama pabrik aluminium Alcoa beberapa tahun lalu. Mereka mencampur 20 kilogram aluminium yang meleleh dengan 20 liter air. Serta merta, timbul ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan ruangan laboratorium dan membuat lubang selebar 30 meter. Simensen yakin Kandungan aluminium kedua pesawat itu tinggi, mencapai 30 ton.
Teori Simensen klop dengan kesaksian para korban ledakan WTC. Mereka mendengar ledakan dahsyat saat kedua gedung pencakar langit World Trade Centre runtuh. Ledakan hebat itulah yang diyakini Ahmadinejad dan sejumlah ilmuwan bahwa kedua gedung itu sengaja diledakkan oleh aparat keamanan Amerika.